TRAXMAGZ.com
FOLLOW US ON:
Facebook Twitter Google Plus
Loading
ADVERTISER / SUBSCRIBERS

Isyana Sarasvati: Pop Sugar!


23 DESEMBER 2015


Wahyu Kurniawan

Isyana Sarasvati

Isyana Sarasvati

Isyana Sarasvati. Bisa jadi nama di belakangnya yang berarti dewi seni dan musik, seperti isyarat bahwa kelak dirinya akan menjadi sesuatu. Dan kini si pemilik nama tersebut telah menjelma menjadi 'kembang gula' baru di belantika musik dengan masa depan karir yang cemerlang.

Teks: Fajar Andi | Foto: Eddy Sofyan

DALAM kurun waktu satu tahun ke belakang, nama Isyana Sarasvasti di jagad industri musik bak roket melesat menuju orbitnya. Berkat kemampuannya yang langsung menyentak perhatian publik tersebut, tak ayal dalam sebuah penghargaan yang diadakan oleh salah satu stasiun TV swasta beebrapa waktu lalu, pendatang baru ini masuk dalam dua nominasi yakni di kategori 'Female Singer Of The Year' dan  'Break Through Artist Of The Year'. Perlu digaris bawahi bahwa pemenang penghargaan dan para nominasi lainnya adalah musisi dan penyanyi yang sudah  jauh-jauh hari telah mengibarkan bendera start berkarirnya di ranah musik negeri. Dianggap sebagai salah satu penyanyi unggulan, gadis cantik ini malah merasa bingung dan cenderung tidak percaya. Jejak langkahnya di industri masih seumur jagung, namun dua single yang sudah dirilisnya mendapat perhatian begitu besar oleh masyarakat. Cukup mengintip via di channel Youtube-nya saja, solis jebolan Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura dan Royal College of Music, Inggris tersebut sudah mencapai angka fantastis yakni lebih dari 22 juta viewer dan terus bertambah. Single perdana “Keep Being You” yang berbahasa Inggris dan terdengar cukup manis ini ternyata langsung booming dan nomor “Tetap Dalam Jiwa” rupanya sangat membantu karena menggunakan Bahasa Indonesia sehingga pendengar makin bisa menerimanya.

Dibalik kecantikan dan aura kepolosannya itu, ternyata Isyana adalah sosok yang keukeuh dalam pendiriannya. Termasuk saat bergabung dengan label besar, keputusan mengenai karya lebih berada di tangannya. Pada saat Isyana menandatangani kontrak dengan Sony Music sudah ada kesepakatan bahwa Isyana adalah Isyana, dirinya adalah penyanyi sekaligus produser yang membuat musik sesuai dengan kesukaan dan apa yang dirasakan, intinya musik yang jujur. Ketika ia terbang ke Swedia kemudian tinggal selama 15 hari untuk meramu karya ternyata berhasil merampungkan sekitar 14 lagu, akhirnya mereka sharing untuk album. “Setelah kita rapat, diputuskan single pertama yang diliris adalah “Keep Being You” dan itu memang keinginanku walaupun mungkin tim label sempat ragu tapi mau gimana lagi menurut aku itu nggak terlalu rumit, enggak terlalu cepat atau lambat. Well, setelah single keluar ternyata kalau kita mau jujur dan positif datangnya juga positif, jalannya pun datang serta energinya terserap sendiri.  Memang musik yang selalu aku keluarin adalah musik yang ada di hati aku dan lagu “Tetap Dalam Jiwa” adalah lagu kisah nyata dari seorang teman. Bukan aku sengaja bikin lagu galau. Kalau lagu galau dijadiin modal, aku enggak ngerti sih. Aku baru tahu istilah galau pas lagu ini mulai terkenal dan lagu ini juga aku hanya persembahkan untuk temanku di luar yang dia tidak ngerti Bahasa Indonesia. Jadi bukan karena dipaksa untuk galau-galauan, lagu ini juga udah ada dari dulu. Jadi memang enggak ada paksaan sama sekali dalam bermusik,” jelasnya.

Tentunya setiap musisi menanamkan asa saat meluncurkan karya, begitu juga dirinya. Akan tetapi harapan Isyana kali ini jauh dari kata muluk atau bombastis. Penyanyi yang juga mahir memainkan sejumlah alat musik ini hanya berharap single yang dirilisnya sekedar sebagai perkenalan saja, that’s it. Karena keinginan terbesarnya pada waktu itu adalah langsung merilis kumpulan karya dalam bentuk album perdana. Namun karena berbagai hal salah satunya faktor domisilinya pada waktu itu masih di luar negeri, mimpinya terpaksa urung dikabulkan. Tapi pada akhirnya Isyana juga merasa sangat berterima kasih kepada tim label yang memberitahukan berbagai kesulitan dan hambatan apabila dirinya tetap ngotot merilis album. “Jadi pada waktu itu biar jadi perkenalan dulu aja. Ya, kesuksesan ini juga menurutku merupakan faktor dari karya yang aku sajikan karena kalau dibilang faktor dari penampilan, aku rasa enggak juga sih. Kita liat saja pas “Keep Being You” keluar, fotoku nutupin muka. Itu sengaja karena aku pengen orang dengerin musiknya daripada liat penyanyinya. Single kedua fotoku merem. Enggak mau nunjukin muka, aku pengennya di album baru aja nanti. Mungkin ketika yang lain saat pertama kali muncul, mereka juga mengekspos penempilannya, tapi aku malah menghindarinya. Lebih baik ditawarkan dengerin karyanya dulu orangnya belakangan,” jawab Isyana sembari tertawa kecil.

Nampaknya cukup sedikit atau boleh dikatakan sebuah pemikiran yang jarang apabila pendatang baru melakukan tindakan seperti yang dilakukan Isyana. Padahal sebenarnya penampilan fisiknya juga sangat bisa dieksplor untuk mendukung promosinya. Apalagi bernaung di label besar yang sudah pasti mengutamakan kemasan-kemasan yang menarik demi terkereknya angka-angka penjualan. Pasti menjadi sebuah tanda tanya besar bagaimana Isyana bisa meyakinkan para petinggi label. “Ya semuanya berasal dari aku yang akhirnya mampu meyakinkan mereka. Memang sempat ada perdebatan tapi bukan yang bernada pada penolakan. Mereka lebih yang ngasih tau sih ini dan itu, terus mereka nanya jadi mau gimana? Aku jawab maunya tetap itu yang dijalani, hehehe.  Mereka akhirnya sangat support walaupun tetap bilang ada dua kemungkinan berhasil atau gagal, tapi aku musisi yang berkarya dengan musik saya,” bebernya tanpa merinci lebih dalam kunci suksesnya meluluhkan hati jajaran tinggi label.
Soal pandangan skeptis beberapa pihak tentang Isyana yang menganggap kepopulerannya itu lebih berkat pada wajah cantik dan penampilan yang menawan dijawabnya pun dengan santai. Dirinya merasa juga merasa masih  banyak pendatang baru-pendatang baru yang lebih cantik dan menarik. Untuk lebih menguatkan pendapatnya, Isyana mengaku bahwa sebenarnya jiwanya seperti anak laki-laki. “Jadi salah tuh orang-orang yang menganggap aku cantik  atau dianggap princess lah. Aku sebenarnya berjiwa lelaki tapi bukan yang tomboy sih, bukan yang rambut bondol atau secara penampilan terlihat macho, namun lebih pada jiwanya ke laki-laki . Cara aku makan juga kayak anak laki-laki kok,” imbuhnya.

Juga ketika dirinya yang kini menjadi salah satu pesohor baru di dunia hiburan hanya berbekal dua single menimbulkan sejumlah anggapan bahwa karirnya terlalu cepat dan dikhawatirkan turunnya juga akan menukik, ditanggapinya dengan lebih pada bersyukur saja. Karena jika memikirkan hal-hal tersebut, Isyana merasa khawatir dirinya malah akan masuk pada arena kompetisi sehingga tidak natural lagi dalam berkarya. “Bersyukur aja lah. Jika ada yang bilang easy come easy go, itu tergantung mind set-nya sih. Soalnya aku membuat musik karena sebagai catatan hidupku dan bahasaku. Kendati nanti orang-orang pada suatu saat sudah tidak mendengarkan musikku, nggak lagi menyanyikan lirik-lirik lagu yang kubuat, aku tetap akan bermusik. Ya, cepat datang, cepat pergi bisa saja itu takdir,” kilahnya.
    
Kehadirannya di pasar musik lokal yang sedang sekarat dan dirasa makin menuju titik akhir dimana belum lama ini salah satu raksasa penyuplai CD memutuskan menutup puluhan gerainya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, bak menambah sinyal keoptimisan yang terus berdenyut. Menurutnya industri musik masih sangat menjanjikan, apalagi bibit-bibit penyanyi dan musisi bertalenta di negeri ini tetap bermunculan. “Mungkin lima tahun ke belakang aku enggak tahu karena aku enggak ngikutin dan setelah pulang ke Indonesia sekitar lima bulanan ini justru aku melihat bibit-bibit bagus banyak banget. Beberapa kali ketemu mereka pada acara-acara on air dan off air, kan kadang kita diminta berkolaborasi, ternyata suaranya gila-gila, talentanya keren-keren banget. Jadi tetap sangat menjanjikan asal pendengarnya bisa membantu kita dengan cara ya paling gampang jangan beli bajakan. Dengan adanya digital masih ada harapan lah,” sambung Isyana dengan rona ceria.

Mimik kebahagiaannya juga muncul saat dirinya mendapati jika debut album segera dirilis. Dengan suka cita pun ia menjelaskan bahwa album baru yang selama ini diimpikannya diberi judul Explore, berisikan 10 lagu dengan genre yang disebutnya ‘exploration of pop’. Kenapa demikian? Karena dirinya pribadi yang sangat open minded, tidak mengkotak-kotakan genre. Sejak usia belia Isyana telah diperdengarkan dengan berbagai jenis musik. Walaupun pada awalnya merasa jatuh cinta terhadap musik klasik, kedua orang tuanya adalah  pencinta musik sejati yang gemar memutar lagu-lagu dari musik country, jazz, swing, rock, RnB hingga pop. Jadi pada akhirnya ia menangkap semuanya dan tumbuh menjadi musisi yang tidak terjebak dalam satu aliran musik. ”Aku suka semuanya, bahkan kalau misalnya ada lagu dangdut yang enak aku bisa suka, jadi se-open minded itu. Makanya aku kira ini album komersial sebuah ekplorasi musik yang akarnya pop tapi inspirasi musiknya sangat banyak. Musisi yang terlibat ada beberapa yang dari luar. Kita akhirnya mengambil sembilan lagu yang dibuat di Swedia dan ada satu lagu dari komponis Indonesia bernama Alam Urbach. Enjoy banget pokoknya, apa lagi dapat kesempatan bisa ke Swedia,” kenang Isyana.

Ibarat magnet, kemunculannya sebagai bintang baru yang bersinar terang tidak hanya menarik para penggemar musik, sejumlah vendor mulai melirik untuk menjadikannya brand ambassador serta memikat pemilik rumah produksi film memasangnya sebagai pemain. Sekali lagi, jalan mulus berpihak padanya karena Isyana juga memilik basic opera. Kemampuannya berakting dengan metode belajar di sebuah institusi resmi serta merta mementahkan anggapan ‘aji mumpung’  ketika dirinya saat ini sedang berjalan di ranah musik tiba-tiba mucul dilayar perak dan tampil dilayar kaca membintangi iklan layanan. Akan tetapi tidak semua tawaran ia ladeni. Sebagai filter, Isyana lebih menekankan pada konsep iklan dan cerita film yang disodorkan. Jika dianggap tidak sesuai dengan keinginannya tentu kerjasama tidak ada terjalin, walaupun dengan bayaran yang bisa dikatakan lumayan.

Prestasi yang baru saja diraih, bukan karena faktor keberuntungan yang menaunginya tapi juga imbas dari kerja keras serta fondasi bagus yang ditanamnya sejak dini. “Aku memang lebih fokus ke diri sendiri daripada mikirin orang mulu. Sukses di dunia musik menurutku adalah jangan takut untuk berkarya karena banyak orang stop duluan sebab takut dinilai. Padahal musik itu soal selera, pasti ada yang enggak suka dan ada yang suka serta ada yang biasa aja. Jadi jangan takut untuk berkaya. Kalau mau lebih ke arah profesional lebih baik ambil sekolah musik, karena bisa lebih mengerti lagi soal musiknya,” pungkasnya.
 

COMMENTS

VIDEO

You need Flash player 8+ and JavaScript enabled to view this video.
Trax_Plug_n_Play_small

TWITSTREAM