HOT NEWS > MUSIC

Dari Panggung Tanpa Bayaran, Beat The System Raih Sederet Penghargaan

15 MARET 2014

Pradipta Nugrahanto

Sesi Sharing Beat The System Bersama Sejumlah Media Asal Indonesia [Foto: Pradipta Nugrahanto]

Merosotnya apresiasi masyarakat terhadap musik ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia. Malaysia pun mengalami hal serupa, band rap rock Beat The System yang telah mengarungi dunia musik lokal selama satu dekade lebih bercerita soal kondisi itu "Show di Malaysia itu nyaris tidak pernah ramai. Tak peduli siapapun bintangnya. Kecuali musisi internasional ya," jelas Ian sang bassist dalam sharing & media trip di studio mereka (17/4).

Meski begitu, mereka mengaku tidak kapok untuk manggung di negeri sendiri. "Tidak ada alasan untuk berhenti manggung, atau memilih-milih panggung," tutur sang drummer Gerald. Mereka pun rela tak dibayar untuk hampir seluruh show mereka. "Dari acara kecil seperti ulang tahun dan prompnight anak SMA kami pernah. Lalu acara kampus juga sering bahkan acara di panggung besar pun pernah. Tapi kami hampir tidak pernah dibayar. Sebagai imbalan, kami diberi kesempatan untuk menginap di hotel berbintang, makan di restoran mewah dan semacamnya. Tapi untuk dibayar cash, belum dan cukup sulit untuk menembus kesana," beber Gerald.

Meski begitu, keadaan yang terbalik justru berbeda dengan deretan award yang mereka raih. "Kami berhasil mendapat "Tipped To Be The Next Big Thing" dari Asian Voice Independent Music Awards (AVIMA) pada 2010, lalu digandeng pemenang Malaysia Idol, Jaclyn Victor di single "Shine" yang berbuah award "Song of The Year". Pencapaian ini membuat Beat The System dilirik label asal New York Monster Hits Music, sebuah label yang turut andil membesarkan band-band dunia seperti Creed dan Evanescence. "Kami menganggap panggung-panggung 'gratis' tadi bagian dari promosi saja akhirnya," canda sang gitatis Stewart. <dipta